Selasa, 12 April 2011

Hakekat Manusia Menurut Islam


HAKIKAT MANUSIA MENURUT ISLAM

A. Proses Penciptaan Manusia

Asal usul manausia dalam pandangan islam tidak terlepas dari figure Nabi Adam sebagai manusia pertama yang diciptakan Allah dimuka bumi dengan segala karakter kemanusiaanya. Figure Nabi Adam tidak dilihat dari sisi fisik semata, tetapi yang lebih penting adalah Nabi Adam adalah Manusi sempurana lengkap dengan kebudayaanya sehingga diangkat sebagai khalifah dimuka bumi.

Dalam logika sederhana, dapat dipahami bahwa yang mengerti tentang penciptaan manusia adalah Sang Pencipta itu sendiri. Alahh merupakan Sang Maha Pencipta, jadi Allah yang lebih memahami tentang proses penciptaan manusia. Dalam Al Quran dijelaskan tentang proses penciptaan manusia, antara lain dalam QS.23:12 yang berbunyi “ Dan sesungguhnya kami telah menciptakan manusia dari sari (tanah). Ayat tersebut menjelaskan tentang asal pencitaan manusia yaitu dari “ Sulalatin min thin” ( Sari Pati Tanah). Kata Sulalatin dapat diartikan dengan hasil akhir sesuatu yang disarikan, sedangkan thin berarti tanah.Pada tahap berikutanya sari pti tanah berproses menjdi nutfh ( air mani ). Kata nutfah berarti air yang brcampur ( setelah terjadi pembuahan antarn spermatozoa dengan ovum). Posisi Nutfah ini berada pada tempat yang terpelihara dan kokoh yaitu rahim. Allah berfirman dalam QS. 23: 14 yang berbunyi “ Kemudian mani itu kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang kami bungkus dengan daging. Kemudian kami jadikan dia mahkhlik yang ( berbentuk ) lain. Maka maha suci lah Allah,pencipta yang paling baik”.

Pada ayat 14 diatas dijelaskan tentang tahapan reproduksi manusia saetelah nutfah secara berturut-turut menjadi ‘alaqah, mudhghah,’izham,lahm dan khalqan akhar ( manusia sempurna ). Alaqah memiliki dua pengertian,pertama darah yang mengental sebagai kelanjutan dari nutfah dan kedua sesuatu yang menempel didinding rahim. Pengertian pertama dipahami dari segi bentuk atau materi perubahan setelah nutfah sedangkan yang kedua dari segi posisinya.Mudhghah berarti segumpal daging yang merupakan proses penciptaan manusia sebgai kelanjutan dari alaqah. Daging tersebut masih belum berbentik sampai akhirnya diberi krangka denga proses berikutnya yaitu ‘Izham (tulang belulang) selanjutnya dibalut dengan Lahm (daging). Pada fase ini sudah mulai menampakkan bentuk bagian-bagian tubuh. Fase ini sampai pada pencapaian kesempurnaan bentuk manusia yang disebut dengan Khalkan Akhar, berarti ciptaan baru yang jauh berbeda dengan keadaan & bentuk sebelumnya.

Dalam sebuah hadits riwayat bukhari & Muslim dijelaskan bahwa penciptaan manusia sebagai nutfah berlangsung selama 40 hari sebagai Mudgah selama 40 hari. Pada tahap berikutnya baru ditiupkan ruh kedalam diri manusia. Pada tahap ini, disebut sebagai makhluk sempurna yaitu manusia yang memiliki jasad dan ruh. Didalam Alquran juga dikenal beberapa istilah lain yang mengungkapkan tentang asal kejadian manusia antara lain sebagai berikut:

a) Turrab,yaitu tanah gemuk sebagaimana disebutkan dalam surat al kahfi : 37 “seseorang berkata kepada sahabatnya saat keduanya sedang berdialog: “apakah kamu kafir kepada (tuhan) yang menciptakan kamu dari tanah,, kemudian dari tetes air mani,lalu dia menjadikan kamu seorang laki-laki yang sempurna?

b) Tiin,yaitu tanah lempung sebagaimana firman allah dalam surat as sajadah:7 ”yang membuat segala sesuatu yang dia ciptakan sebaik-baiknya dan yang memulai penciptaan manusia dari tanah.

c) Tinul laazib,yaitu tanah lempung yang pekat sebagaimana disebut dalm surat ash shaffat:11”maka tanyakanlah kepada mereka (musyrik mekkah):”apakah mereka yang lebih kukuh kejadianya ataukah apa yang kami ciptakan itu?”sesungguhnya kami telah menciptakan mereka dari tanah liat.

d) Shalshalun, yaitu lempung yang dikatakan kalfakhar ( seperti tembikar ). Citra ayat ini menunjukkan bahwa manusia dimodelkan.

e) Shalshalin min hamain masnun ( lempung dari lumpur yang dicetak/ diberi bentuk) sebagaimana disebut dalam surat Al-Hijr ( 15 ): 26: “ Dan sesungguhnya kami telah menciptakan manusai ( Adam) dari tanah liat ( yang berasal) dari lumpur hitam yang diberi bentuk ( Q.S.15:26)

f) Sulalatin min tiin, yatu dari pati lempung. Sulalat berarti sesuatu yang disarikan dari sesuatu yang lain.

g) Air yang dianggap sebagai asal usul seluruh kehidupan sebagaimana disebutkan dalam QS.25:54” Dan Dia ( pula) yang menciptakan manusia dari air, lalu Dia jadikan manusia itu ( punya ) keturunan dan mushaharah dan adalah Tuhanmu Maha Kuasa.”

Ruh dan Nafs

Ruh adalah satu komponen penting yang menentukn ciri kemanusiaan manusia. Allah meniupkan ruh tersebut setelah selesai proses penciptaan fisik. Dalam Surat : 71-72 : “( ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman pada malaikat : apabila telah Ku sempurnakan kejadiannya dan Kutiupkan kepadanya roh CiptaaKu.

Mengenai hakikat ruh merupakan misteri besar yang ada pada Manusia. Hal ini yang membuktikan keterbatasan ilmu yang dimiliki manusi karena smapai saat ini tidak ada manusia yang mampu mengungkap hakikat ini. Seperti dala Surat Al-Isra’ 85 “ Dan Bertanya kepadamu tentang roh. Katakanlah roh itu urusan Tuhan- ku, dan tidaklah kamu diberi pengetahuan melaikan sedikit.

Ruh merupakan getaran Ilahiah atau sinyal Ketuhanan sebagai nikmat dan hikmah yang kesemuanya sering terasa sentuhannya tetapi sukar dipahami hakikanya. Karena Hal inilah manusi dapat mencerna nilai-nilai belas kasih, kejuujuran,keadilan dan sebagainya. Nafs bekerja sebagai system biologis manusia. ( QS. 39:42) bebunyi” Allah memegang jiwa ( Orang) ketika matinya dan ( memegang ) jiwa ( orang ) yang belum mati diwaktu tidurnya , maka Dia tahanlah jiwa ( orang) yang Dia telah tetapkan kematiannya dan dia melepaskan jiwa yang lain sampai waktu yang ditentukan. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah bagi kaum yang berfikir. Hubungan antara nafs dan fisik merupakan dua hal yang berbeda pada dasarnya, seperti mental dan fisik dapat menjalin interrelasi sebab akbat.

Fitrah Manusia

Fitrah dari kata Fatara yang berarti ciptaan, suci, dan seimbang. Arti fitrah dari segi bahasa dapat diartikan sebagai kondisi awal manusi yang memiliki potensi untuk mengetahui dan cenderung pada kebenaran ( hanif). Fitrah dalam hanif ini sejalan dengan isyarat Al-Quran dalam surat Ar- ruum : 30 “ Maka hadapkanlah wajahmu telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan atas fitrah itu. ( Itulah ) agama yang lurus, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahuinya.”

Manusia adalah makhluk ciptaan Allah yang sangat berbeda dengan makhluk lain yang paling ’mirip’ sekalipun. Kekhasan inilah yang menurut kitab suci menyebabkan konsekuesi-konsekuesi kemanusian diantaranya adalah kesadaran, tenggung jawab dan adanya pembalasan.

B. Fungsi dan Tujuan Hidup Manusia Menurut Islam

1. Fungsi Manusia di muka Bumi adalah sebagai khalifah. Khalifah berarti pemimpin, wakil, pengelola dan pemelihara. Dijelaskan dalam irman Allah QS 2: 30 Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada Malaikat: sesungguhnya Aku hendak menjadikan seseorang khalifah di muka bumi, Mereka berkata : Mengapa Engkau hendak menjadikan ( khalifah) di Bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senatiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau? Tuhan berfirman, sesungguhnya aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.”

Sebagai wakil Allah, manusia dibekali dengan potensi untik memahami dan menguasai hukum Allah yang terkandung dalam alam. Funsi manusia sebagai khalifah jug dipahami sebagai makhluk yang bertugas mengurus dan menjaga alam dengan baik agar terciptanya kehidupan yang baik bagi semua makhluk Allah, hal inim dijelaskan dlam Q.S Al-Anbiya’ : 107 “ Dan tiadalah Kami mengutus kamu melaikan untuk ( menjadi) rahmat bagi semesta alam”.

Penjelasan mengenai fungsi manusia sebagai khalifah diatas memberikan pemahaman bahwa jabatan khalifah adalah berat yang mesti dipikul dan dipertanggung jawabkan.

2. Tujuan Hidup Manusia

Untuk mengabdi kepada Allah SWT ( ibadah ). Tujuan hidup manusia adalah untuk mengabdi kepada Allah SWT di jelaskan dalam QS 51:56 “ dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mngabdi kepada Ku.”

Keihklasan manusia dalam melaksanakan ibadah merupakan nilai tertinggi dalam pengabdian yang dilakukan. Tuntutan pelaksanaan ibadah dengan ikhlas ini dijelaskan oleh Allah dalam QS 98:5 “ Dan manusia tidak diperintahkan kecuali semata-mata untuk menyembah Allah secara ikhlas dalam (menjalankan) agama dengan lurus dan supaya mereka mendirikan sholat dan menunaikan zakat, yang demikian itu adalah agama yang kokoh.”

Ayat diatas menjelaskan tentang kunci pelaksanaan ibadah yang merupakan tujuan hidup manusia, bahwa dalam pelaksanaannya harus didasari oleh keikhlasan, semua ibadah yang dilakukan tidak akan bernilai apapun dihadapan Allah SWT bila dilakukan dengan tidak ikhlas.

KONSEP KETUHANAN DALAM ISLAM

A. Filsafat Ketuhanan Dalam Islam

Kecenddrungan manusia dalal mencari tuhan mulai hadir ketika manusia menyadari eksitensi diri dan lingkungannya. Perasaan yang pertama muncul dalam dirinya, bahwa ada yang menguasai alam ini, mengatur dan menyusun perjalanannya, dan menjadikan segalanya. Dia yang Maha Kuasa setiap sesuatu yang ada. Kesan inilah yang muncul ketika akal mulai berproses, bahwa ada sesuatu kekuatan tersembunyi dibalik semua yang tampak, tetapi tidak dapat ditunjukkan subtansinya, Dialah Tuhan.

Tuhan (ilah) sesuatu yang dipentingkan (dianggap penting) oleh manusia, sehingga manusia merelakan dirinya dikuasai oleh Nya. Ibnu Taimiyah memberikan definisi al-ilah sebagai berikut Al- Ilah adalah yang dipuja dengan penuh kecintaan hati, tunduk Kepadanya tempat berpasrah ketika dalam kesulitan, berdoa dan tawakal, dan menimbulkan ketenangan di saat mengingatnya dan terpaut cinta kepadanya.

1. Sejarah Pemikiran Tentang Tuhan

Pengkajian manusia tentang Tuhan, yang hanya didasarkan atas pengamatan dan pengalaman serta pemikiran manusia, tidak akan pernah benar, karena Tuhan adalah sesuatu yang ghaib tidak akan pernah terjangkau oleh panca indra manusia.Keberadaan tuhan dijelaskan didalam ( QS:21:92) ”sesungguhnya agama yang diturnkan Allah hanyalah satu agama tauhid. (QS:Alhadid,3) “ Dialah yang awal dan dialah yang akhir, Dialah yang nyata ( adanya ) dan Dialah yan tersembunyi (ghaib) dan Dialah yang mengetahui segala sesuatu.

2. Bukti-Bukti Adanya Tuhan

a. Keberdaan Alam

i. Alam realita merupakan kenyataan yang ada, manusia sendiri adalah bagian dari unsur alam realita tersebut. Manusia itu unsur dari alam, adanya alam dimulai dengan tidak ada dan akan diakhiri oleh tidak ada, alam tidak bersifat azali, sedangkan Tuhan tidak dimulai dengan tidak ada dan tidak akan berakhir. Tuhan Bersifal Azaly, tidak berawal dan tidak berakhir. Hal ini berarti dengan memperhatikan diri sendiri atau alam ( manusia itu alam ) akan terbukti tuhan itu ada.

b. Argumen Hukum Akal

i. Hukum Akal ada tiga,

1. Wajib, “ pasti” hal ini dapat dianalogikan bahwa alam ini telah ada maka wajib (pasti) ada Tuhan yang mengadakannnya.

2. Mustahil, diartikan hal yang tidak akan pernah terjadi wujudnya atau sesuatu yang tidak akan terjadi peristiwanya.

3. Mungkin, sesuatu yang boleh terjadi adanya dan boleh jadi tidak terjadi adanya.

c. Pendekatan Fisika

1. Adaya alam tidak mungkin bersifat azaly, karena seperti asa “ Energi panas dikendalikan oleh keseimbangan antara “ energi yang ada “ dengan energi yang tidak ada. Hal ini yang membuktikan secara pasti bahwa alam tidak bersifat Azaly, kalau bersifat Azaly maka sejak dahulu alam sudah kehilangan energinya, sesuai dengan hukum tersebut dan tentu tidak akan ada lagi keindahan dialam ini.

B. Keimanan dan Ketaqwaan

1. Pengertian Keimanan :

a. Kata iman berasal dari kata kerja amina, yukmanu amanan yang berarti percaya.

b. Karena itu iman didefenisikan, Diucapkn dengan lidah, dibenarkan dengan hati, dan dilaksanakan dengan anggota badan.

c. Dengan demikian iman adalah keyakinan dalam batin manusia terhadap adanya sesuatu zat yang Maha ghaib.

2. Proses terbentuknya iman :

a. Keimanan Manusia Kepada Tuhan Yang Maha Esa sudah ada terbentuk sejak saat manusia dilahirkan kedunia. Berkembangnya fitrah keimanan tersebut tergantung pada pendidikan, pengalaman dan pemahaman agama setiap manusia.

3. Tanda-tanda oang beriman

a. Jika disebut nama Allah maka hatinya bergetar.

b. Senantiasa bertawakal, bekerja keras.

c. Tertib dalam beribadah, seperti sholat.

d. Menafkahkan rezeky yang didapat.

e. Memelihara amanah dan tepat janji.

f. Berjihad dijalan Allah dan suka Menolong.

g. Tidak meninggalkan pertemuan sebelum minta izin.

h. Menghindarim perkataan yang tidak bermanfaat dan menjaga kehormatan.

4. Keimanan dan ketaqwaan

a. Taqwa adalah mengerjakan segala perintah Allah dan menjauhi segala laranganya.

b. Keimanan dan ketqwaan pada hakikatnya saling memerlukan, artinya keimanan diperlukan oleh manusia supaya Allah dapat menerima ketaqwaannya.

5. Peran Iman dan Taqwa

a. Iman Melenyapkan Kepercayaan pada kekuasaan benda

b. Iman menanamkan semangat berani menghadapi maut.

c. Iman menanamkan sikap “ Self help” dalam kehidupan.

d. Iman memberikan ketentraman jiwa.

e. Iman mewujudkan kehidupan yang baik.

f. Iman melahirkan sikap ikhlas dan konsekuen.

g. Iman memberikan keberuntungan.

h. Iman mencegah penyakit.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar